TINDAK
TUTUR
Oleh : Minhatus Sa’aadah
A. Tindak Tutur Versi Austin
Teori tindak tutur muncul sebagai reaksi terhadap ‘descriptive fallacy’,
yaitu pandangan bahwa kalimat deklaratif selalu digunakan untuk mendeskripsikan
faka atau ‘state of affairs‘, yang harus dilakukan secara benar atau
secara salah (Malmkjer, 2006: 560). Padahal, menurut Austin, banyak kalimat
deklaratif yang tidak mendeskripsikan, melaporkan, atau menyatakan apapun,
sehingga tidak bisa dinyatakan benar-salahnya.
Ada dua jenis ujaran, menurut Austin, yaitu:
1. Ujaran konstantif
Yaitu
ujaran yang tidak melakukan tindakan dan dapat diketahui salah-benarnya.
Menurut Austin (1962), ujaran konstantif adalah jenis ujaran yang melukiskan
suatu keadaan faktual, yang isinya boleh jadi merujuk ke suatu fakta atau
kejadian historis yang benar-benar terjadi pada masa lalu.
2. Ujaran performatif
Yaitu
ucapan yang berimplikasi dengan tindakan si penutur sekalipun sulit diketahui
salah-benarnya, tidak dapat ditentukan benar-salahnya berdasarkan faktanya
karena ujaran ini lebih berhubungan dengan perilaku atau perbuatan si penutur.
Ujaran seperti “Kamu dipecat!”, “Dengan ini Saudara saya nyatakan bersalah”
merupakan contoh ujaran performatif.
3. Prinsip tindak tutur versi austien :
a. Tindak lokusi
b. Tindak ilokusi
c. Tindak perlokusi (Perlocutionary act)
Searle (dalam Rahardi, 2005: 35-36) menyatakan bahwa dalam praktiknya
terdapat tiga macam tindak tutur antara lain:
·
Tindak
lokusioner.
·
Tindak
ilokusioner.
·
Tindakan
perlokusi
Berikut adalah variasi – variasi dari segi penutur:
1. Idiolek
2. Dialek
3. Kronolek
4. Sosiolek
5. Akrolek
6. Basilek
7. Vulgar
8. Slang
9. Kolokial
10. Jargon
11. Argot
12. Ken
Variasi dari Segi Pemakaian
Variasi bahasa bidang pemakaain ini adalah menyangkut
bahasa itu digunakan untuk keperluan apa, bidang apa, misalnya, sastra,
jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekeonomian, perdagangan,
pendidikan, dan kegiatan keilmuan. Variasi bahasa sastra menekankan
estetis, variasi bahasa jurnalistik bersifat sederhana, ringkas, padat, dan
komunikatif. Variasi bahasa militer bersifat ringkas dan tegas.
Variasi dari Segi Keformalan
Berdasarkan tingat
keformalannya, Martin Joos (1967) membagi variasi bahasa atas lima macam.
a.
Ragam Beku
b.
Ragam Resmi
c.
Ragam Usaha atau Ragam Konsultatif
d.
Ragam Santai atau Ragam Kasual
e.
Ragam Akrab atau Ragam Intim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar