Sabtu, 13 Juni 2015

WACANA BI_TINDAK TUTUR



TINDAK TUTUR
Oleh : Minhatus Sa’aadah


A.    Tindak Tutur Versi Austin
Teori tindak tutur muncul sebagai reaksi terhadap ‘descriptive fallacy’, yaitu pandangan bahwa kalimat deklaratif selalu digunakan untuk mendeskripsikan faka atau ‘state of affairs‘, yang harus dilakukan secara benar atau secara salah (Malmkjer, 2006: 560). Padahal, menurut Austin, banyak kalimat deklaratif yang tidak mendeskripsikan, melaporkan, atau menyatakan apapun, sehingga tidak bisa dinyatakan benar-salahnya.
Ada dua jenis ujaran, menurut Austin, yaitu:
1.      Ujaran konstantif
            Yaitu ujaran yang tidak melakukan tindakan dan dapat diketahui salah-benarnya. Menurut Austin (1962), ujaran konstantif adalah jenis ujaran yang melukiskan suatu keadaan faktual, yang isinya boleh jadi merujuk ke suatu fakta atau kejadian historis yang benar-benar terjadi pada masa lalu.

2.      Ujaran performatif
Yaitu ucapan yang berimplikasi dengan tindakan si penutur sekalipun sulit diketahui salah-benarnya, tidak dapat ditentukan benar-salahnya berdasarkan faktanya karena ujaran ini lebih berhubungan dengan perilaku atau perbuatan si penutur. Ujaran seperti “Kamu dipecat!”, “Dengan ini Saudara saya nyatakan bersalah” merupakan contoh ujaran performatif.

3.      Prinsip tindak tutur versi austien :
a.       Tindak lokusi
b.      Tindak ilokusi
c.       Tindak perlokusi (Perlocutionary act)

B.     Tindak Tutur Versi Searle
Searle (dalam Rahardi, 2005: 35-36) menyatakan bahwa dalam praktiknya terdapat tiga macam tindak tutur antara lain:
·         Tindak lokusioner.
·         Tindak ilokusioner.
·         Tindakan perlokusi


Variasi dari Segi Penutur 
Berikut adalah variasi – variasi dari segi penutur:
1.      Idiolek
2.      Dialek
3.      Kronolek
4.      Sosiolek
5.      Akrolek
6.      Basilek
7.      Vulgar
8.      Slang
9.      Kolokial
10.  Jargon
11.  Argot
12.  Ken
Variasi dari Segi Pemakaian           
            Variasi bahasa bidang pemakaain ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan apa, bidang apa, misalnya, sastra, jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekeonomian, perdagangan, pendidikan, dan kegiatan keilmuan.  Variasi bahasa sastra menekankan estetis, variasi bahasa jurnalistik bersifat sederhana, ringkas, padat, dan komunikatif. Variasi bahasa militer bersifat ringkas dan tegas.
Variasi dari Segi Keformalan
Berdasarkan tingat keformalannya, Martin Joos (1967) membagi variasi bahasa atas lima macam.
a.       Ragam Beku  
b.      Ragam Resmi
c.       Ragam Usaha atau Ragam Konsultatif
d.      Ragam Santai atau Ragam Kasual
e.       Ragam Akrab atau Ragam Intim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar