ANALISIS WACANA MENURUT PARA AHLI
Oleh: Minhatus Sa’aadah
A.
Hakikat Analisis Wacana
menurut Para Ahli
v
Analisis wacana merupakan telaah
mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa. Menghindari subjektifitas dan bias
dari peneliti, maka diacu pula pendapat dari Stubs dan Cook. Stubs mengatakan,
analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa
yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Penggunaan bahasa secara alamiah tersebut berarti penggunaan bahasa seperti
dalam komunikasi sehari-hari. Selanjutnya, Stubs menjelaskan bahwa analisis
wacana menekankan kajian penggunaan dalam konteks sosial, khususnya dalam
interaksi antar-penutur. Senada dengan pendapat Stubs, Cook menyatakan bahwa
analisis wacana merupakan kajian yang membahas tentang wacana, sedangkan wacana
merupakan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi (Badara, 2012: 18).
v
Suwandi
(2008:145) mengemukakan bahwa analisis wacana pada hakikatnya
merupakan kajian tentang fungsi bahasa atau penggunaan bahasa sebagai sarana
komunikasi.
v
Analisis wacana juga berkaitan dengan
kajian interdisipliner, seperti sosiolinguistik, psikolinguistik, dan filsafat
bahasa (Oka dan Suparno, 1994:263).
v
Para ahli psikolinguistik menganalisis
wacana dari segi pemahaman ujaran, cara memproduksi dan menggunakan bahasa, dan
pemerolehan bahasa. Para ahli filsafat bahasa mengkaji wacana dari segi
semantik wacana dan unsur wacana dalam kaitannya dengan konstruksi ujaran dalam
pasangan-pasangan.Analisis wacana meletakkan titik berat pada fungsi bahasa
sebagai alat interaksi antara penulis dan pembaca atau antara pembicara dan
pendengar (Wahab, 1998:69).
v Analisis
wacana juga dipandang sebagai studi tentang struktur pesan dalam komunikasi (Sobur, 2002:48).
B. Analisis wacana memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
1. Bentuk
kajian tentang pembahasan wacana.
2. Bersifat
alamiah baik dalam bentuk tulisan maupun lisan.
3. Bersifat
interpretatif-pragmatis baik bahasanya maupun maksudnya.
4. Inferensif,
yaitu mempunyai simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya.
5. Wujud
bahasa yang lebih jelas, karena didukung oleh situasi yang tepat.
6. Upaya
untuk menangkap makna dari penyapa (addressor) kepada pesapa (addressee)
7. Upaya
untuk mengetahui konstelasi kekuatan dalam proses produksi dan reproduksi
makna. (Darwoto, 2014)
.
C. Pandangan tentang Analisis Wacana
Analisis wacana
merupakan istilah umum yang banyak dipakai dari berbagai disiplin ilmu dan
dengan berbagai paradigma/pandangan.Ada tiga pandangan mengenai bahasa, yakni
sebagai berikut. :
1.
Pandangan pertama, diwakili oleh kaum positivisme-empiris/strukturalis
menyatakan bahwa bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan objek di
luar dirinya.
2.
Pandangan kedua, yang diwakili oleh kaum
konstruktivisme/ fungsionalis. Aliran ini dipengaruhi oleh fenomenologi yang
menolak pandangan positivism-empiris tentang subjek dan objek bahasa
dipisahkan.
3.
Pandangan kritis, pandangan ini
mengoreksi pandangan konstruktivisme yang kurang sensitive pada proses produksi
dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun institusional. Analisis
wacana dalam pandangan ini menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi
pada proses produksi dan reproduksi makna.
D. Strategi dalam Analisis Wacana
Dalam pokok bahasan ini, Jorgensen dan Phillips (2007:
267-270) menyajikan empat strategi yang bisa digunakan dalam analisis wacana
dengan berbagai pendekatan :
Pembandingan
Yakni
membandingkan dengan teks-teks lain secara teoritis didasarkan pada sudut
pandangan strukturalis.
Yakni
bentuk pembandingan analis menciptakan teks sebagai pembandingnya.Dalam
strategi ini kita bergerak kea rah berlawanan dengan menyisipkan beberapa kata
yang dipilih ke dalam teks, kita mendapatkan kesan bagaimana kata-kata itu
mengubah makna teks dan dengan demikian kita memperoleh kesan bagaimana
kata-kata yang benar dipilih itu menciptakan makna-makna tertentu dalam teks
bersangkutan.
Kita
bisa membesar-besarkan sesuatu yang terperinci tersebut dan kemudian menanyakan
kondisi-kondisi apa yang diperlukan agar ciri tersebut masuk akal dan tentang
interpretasi apa yang sekiranya secara keseluruhan cocok dengan ciri tersebut.
Menggambarkan
logika kewacanaan atau suara-suara yang berbeda dalam teks.Strategi ini
didasarkan pada premis analisis wacana tentang antartekstualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar