Makalah
Mata Kuliah Menulis Bahasa
BENTUK-BENTUK TULISAN
Dosen Pembimbing
:
Diana
Mayasari, S.Pd
Disusun oleh Kelompok 10
Minhatus
Sa’aadah ( 136837 )
Hanik
Wulandari ( 136819 )
PROGRAM
STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2013 - A
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN
GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
SWT yang telah membimbing kami menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongan dan petunjukNYA, penyusun tidak akan menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kelancaran.
Makalah ini kami susun
agar pembaca dapat memahami tentang Bentuk-bentuk
tulisan. Penyusun juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar
dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah yang sederhana ini dapat
memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca.
Penyusun menyadari
makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga kami masih mengharap
kritik dan saran dari para pembaca.
Terimakasih.
Jombang, Maret 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................................................ i
Kata Pengantar ................................................................................................................ ii
Daftar Isi ......................................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ...........................................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C.
Tujuan ...............................................................................................
........................ 2
D.
Manfaat Penulisan........................................................................................................ 2
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Deskripsi
Tulisan ......................................................................................................... 3
B. Paragraf Naratif ......................................................................................................... 3
C. Paragraf Deskriptif .................................................................................................... 6
D. Paragraf Eksposisi ..................................................................................................... 7
E. Paragraf Persuasif ...................................................................................................... 8
F. Paragraf
Argumentasi
................................................................................................. 9
BAB III : PENUTUP
A. Simpulan
................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menulis atau mengarang pada hakikatnya adalah menuangkan
gagasan, pendapat gagasan, persaan keinginan, dan kemauan, serta informasi ke
dalam tulisan dan mengirimkannya kepada orang lain (Syafie’ie, 1988:78).
Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktifitas
berpikir. Keduanya saling melengkapi. Melaui kegiatan berpikir, penulis dapat
meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Mengemukakan gagasan secara tertulis memang tidak mudah.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga
ketrampilan dasar dalam menulis, yaitu ketrampilan berbahasa, ketrampilan
penyajian, dan ketrampilan pewajahan. Penulis harus harus menguasai bahasa yang
digunakan untuk menulis. Jika dia menulis dalam bahasa Indonesia, dia harus
menguasai bahas Indonesia. Menguasai bahasa Indonesia berarti mengetahui dan
dapat menggunakan kaidah-kaidah tata bahasa Indonesia, serta mengetahui dan
dapat menggunakan kosakata bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Berangkat pada pendapat di atas, menulis bukan hanya sekedar
menuliskan apa yang diucapkan, tetapi merupakan suatu kegiatan yang
terorganisasi sedemikian rupa, sehingga terjadi suatu kegiatan komunikasitidak
langsung antara penulis dan pembaca. Tugas seorang penulis tidak hanya memilih
topik pembicaraan yang sesuai atau serasi, tetapi juga harus menentukan tujuan
yang jelas. Penentuan tujuan menulis sangat erat hubungannya dengan bentuk atau
jenis-jenis tulisan. Penulis harus mengetahui tulisan yang ditulisnya termasuk
dalam bentuk tulisan apa, dan harus mengetahui tujuan dari tulisannya tersebut.
Pada kesempatan ini, penulis makalah mencoba memaparkan dan menjelaskan
bentuk-bentuk tulisan menurut beberapa ahli bahasa.
B.
Rumusan Masalah
Dari paparan pendahuluan di atas, untuk itu
dalam pembuatan makalah ini penulis menjelaskan jenis-jenis tulisan. Maka
penulis mengemukakan pokok masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi dari
sebuah tulisan dan apa saja jenis-jenisnya?
2. Apa yang dimaksud dengan
paragraf naratif?
3. Apa yang dimaksud dengan
paragraf deskriptif?
4. Apa yang dimaksud dengan
paragraf persuasif?
5. Apa yang dimaksud dengan
paragraf argumensi?
6. Apa yang dimaksud dengan
paragraf eksposisi?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini ialah
sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Menulis Bahasa.
2. Untuk memberikan
penjelasan tentang jenis-jenis tulisan.
D.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang
dapat diambil dari penulisan makalah ini ialah sebagai
berikut:
1. Mengetahui deskripsi
dari sebuah tulisan dan apa saja jenis-jenisnya.
2. Mengetahui penjelasan
tentang paragraf naratif.
3. Mengetahui penjelasan
tentang paragraf deskriptif.
4. Mengetahui penjelasan
tentang paragraf persuasif.
5. Mengetahui penjelasan
tentang paragraf argumensi.
6. Mengetahui penjelasan
tentang dengan paragraf eksposisi.
BAB II
KAJIAN TEORI
KAJIAN TEORI
A.
Deskripsi Tulisan
Menulis
atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang
disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan:1986:21). Menurut Syafie’ie
(1988:41), tulisan pada hakikatnya adalah representasi bunyi-bunyi bahasa dalam
bentuk visual menurut sistem ortografi tertentu. Banyak aspek bahasa lisan
seperti nada, tekanan suara, perintah serta beberapa aspek lainnya yang tidak
dapat dipresentasikan dalam tulisan. Begitu juga halnya dengan fisik, seperti
gerakan tubuh tangan, kepala, wajah yang mengiringi bahasa lisan tidak dapat
diwujudkan dalam sebuah tulisan.
Mengemukakan
gagasan secara tertulis, perlu menggunakan bentuk tertentu dalam sebuah
karangan. Bentuk-bentuk tersebut dikemukakan oleh Nurjamal dalam Sumirat,
Darwis (2011:70), bahwa berdasarkan isi dan sifatnya, karangan terdiri atas :
(1) narasi, (2) deskripsi, (3) eksposisi, (4) persuasif, (5) argumentasi.
Sebuah tulisan dibentuk oleh serangkaian alenia atau paragraf, maka penjenisan
tulisan berdasarkan hal tersebut dapat ditinjau dari komposisi alenianya. Jika
semua atau sebagian besar tulisan dibentuk oleh alenia narasi, maka itu adalah
karangan narasi, begitupun dengan bentuk tulisan lainnya. (dikutip
oleh Mega, Arumi:2012)
B.
Paragraf Naratif
Secara sederhana narasi
dikenal sebagai cerita. Pada paragraf narasi terdapat suatu kejadian atau
peristiwa dalam satu urutan waktu. Berikut pengertian narasi menurut beberapa
ahli.
Ø Menurut Semi (2003:29), narasi
merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau
menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan
perkembangan dari waktu kewaktu.
Ø Menurut Keraf dalam
buku Finoza (Komposisi Bahasa Indonesia, 2004:136), narasi adalah suatu
bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada
pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.
Ø Menurut Fatimah
dalam
buku Finoza (Komposisi Bahasa Indonesia, 2004:136), narasi adalah
rangkaian tuturan yang biasanya menceritakan atau menyajikan hal atau kejadian
(peristiwa) melalui penonjolan pelaku.
Berangkat dari pendapat para ahli di atas, kita dapat mengetahui
poin-poin yang berkaitan dengan narasi, yaitu (1) berbentuk cerita, (2)
menonjolkan pelaku, (3) disusun secara sistematis, (4) menurut perkembangan
dari waktu kewaktu. Poin-poin tersebut jika disatukan, maka dapat disimpulkan
bahwa paragraf naratif adalah paragraf berbentuk cerita yang mengisahkan suatu
peristiwa (kejadian) dengan disusun secara sistematis dan menonjolkan pelaku
dari waktu kewaktu. Paragraf naratif bisa bersifat fiksi maupun non-fiksi.
·
Ciri-Ciri Paragraf Naratif
No.
|
Menurut
Atar Semi (2003:31)
|
No.
|
Menurut Keraf (2000:136), dikutip di http://id.wikipedia.org
|
1.
|
Berupa
cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis;
|
1.
|
Menonjolkan
unsur perbuatan atau tindakan;
|
2.
|
Kejadian
yang disampaikan dapat berupa fakta, dapat juga semata-mata imajinasi, atau
gabungan keduanya;
|
2.
|
Dirangkai
dalam urutan waktu
|
3.
|
Berdasarkan
konflik, karena tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik;
|
3.
|
Ada
konflik
|
4.
|
Memiliki
nilai seni estetika, isi dan cara penyampaiannya bersifat sastra, khususnya
narasi yang berbentuk fiksi;
|
4.
|
Berusaha
menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
|
5.
|
Menekankan
susunan secara kronologis.
|
||
6.
|
Biasanya
memiliki dialog
|
Ciri-ciri yang dikemukakan Keraf ini
memiliki kesamaan dengan Atar Semi bahwa narasi paragraf naratif memiliki ciri
berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis, dan memiliki konflik.
Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.
·
Jenis-Jenis Paragraf Naratif (menurut Finoza:2004)
Secara garis besar paragraf naratif
dibagi menjadi empat, yakni narasi informatif, narasi ekspositorik, narasi
artistik dan narasi sugestif.
1. Narasi Informatif
Narasi informatif adalah narasi yang
memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa
dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
2. Narasi Ekspositorik (fakta)
Narasi ekspositorik adalah narasi
yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu
peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Pelaku
yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil
sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini
diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan
narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang
logis, berdasarkan fakta yang ada, dan bersifat objektif.
3. Narasi Artistik
Narasi sugestif adalah narasi yang memberikan
suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para
pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini
berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada dan bersifat
objektif.
4. Narasi Sugestif (fiksi)
Narasi sugestif adalah narasi yang
memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada
para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat atau mengalami
sendiri peristiwa itu.
C.
Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif adalah suatu
bentuk karangan yang hidup dan berpengaruh. Menurut Sukoyo (1987:28) dikutip
oleh Syafie’ie 1998,
deskripsi disajikan sehidup-hidupnya sehingga pembaca seolah-olah memahami
sendiri apa yang dialami penulis. Deskripsi adalah tulisan yang bertujuan
memberikan perincian detail tentang objek sehingga dapat memberikan pengaruh
pada imajinasi pembaca dan pendengar, bagaikan mereka ikut melihat, mendengar,
merasakan, dan mengalami langsung objek tersebut. (Atar Semi, 2003:41)
Menurut Atar
Semi:2003, Paragraf
Deskriptif dibagi menjadi dua jenis, yaitu deskripsi ekspositoris dan deskripsi
aristik.
Ø Deskripsi Ekspositoris
Paragraf
deskriptif yang menjelaskan sesuatu dengan perincian yang jelas sebagaimana
adanya tanpa menekankan unsur impresi atau sugesti kepada pembaca.
Ø Deskripsi Aristik
Paragraf deskriptif yang mengarahkan
kepada pemberian pengalaman kepada pembaca bagaikan berkenalan langsung dengan
objek yang disampaikannya dengan cara menciptakan sugesti dan impresi melalui
ketrampilan penyampaian dengan menggunakan gaya bahasa yang memikat dan
menggugah pikiran.
Ciri-ciri paragraf deskriptif:
1. Memperlihatkan detail atau perincian
tentang objek;
2. Bersifat membentuk imajinatif
pembaca
3. Disampaikan dengan gaya memikat dan
dengan pilihan kata yang menggugah.
4. Memaparkan tentang sesuatu yang dapat
didengar, dilihat, dan dirasakan, sehingga objeknya pada umumnya berupa benda,
alam, tempat, warna, dan manusia.
5. Banyak menggunakan spartial onder (susunan ruang).
D.
Paragraf Eksposisi
Keraf (1984:3) berpendapat bahwa eksposisi adalah salah satu
bentuk tulisan yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan satu pokok
pikiran yang dapat memperluas pandangan pengetahuan seseorang. Menurut Rusyana
(1984:29), paragraf eksposisi adalah paragraf yang membahas atau menerangkan
sesuatu. Tarigan (1987:62) juga berpendapat bahwa paragraf eksposisi adalah tulisan
yang bernada penjelasan disebut tulisan penyingkapan dan tujuannya
pengklasifikasian, pembatasan, penganalisisan, penjelasan, dan penilaian.(dikutip
dari Kurniawan, Anjari:2012).
Ø Ciri-ciri paragraf eksposisi:
1. Bersifat nonfiksi/ilmiah;
2. Berdasarkan fakta;
3. Berusaha menjelaskan tentang
sesuatu;
4. Gaya tulisan bersifat informatif;
5. Fakta dipakai sebagai alat
kontribusi;
6. Fakta dipakai sebagai alat
konkritasi ;
7. Tidak bermaksud mempengaruh.
Ø Langkah-langkah menyusun paragraf
eksposisi:
1. Menentukan topik yang akan
disajikan;
2. Menentukan tujuan eksposisi;
3. Membuat kerangka karangan, disusun
secara sistematis;
4. Mengembangkan eksposisi, yaitu
bersifat informatif, demokratis, objektif, dan logis. (Kurniawan,
Anjari. 2012)
E.
Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif adalah suatu bentuk karangan yang
bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan ke- inginan
penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan
pembuktian dengan data dan fakta. Seperti halnya karangan argumentasi, karangan
persuasi termasuk jenis tulisan yang dibuat untuk memengaruhi orang
(hortatoris).
Perbedaan paragraph persuasif dan argumentatif :
persuasif
|
argumentatif
|
Pengarang mengharapkan pembaca
mengikuti perbuatan sesuai instruksi yang dianjurkan penulis.
|
Pengarang hanya mengharapkan
pembaca mengakui pembenaran yang ada dalam paragraf
|
(dikutip dari Chy Rohmanah : 2013)
Ciri-ciri paragraf persuasif :
1. Persuasi berasal dari pendirian
bahwa pikiran manusia dapat diubah;
- Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya;
- Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca;
- Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai;
- Persuasi memerlukan fakta dan data.
Langkah-langkah menulis paragraf persuasif:
1. Tentukan topik dan tujuan;
2. Membuat kerangka karangan;
3. Menumpulkan bahan;
4. Menarik kesimpulan;
5. Penutup.
F.
Paragraf Argumentasi
Menurut Keraf (2000), Paragraf argumentasi adalah paragraf
yang berusaha membuktikan kebenaran dengan berfikir kritis dan logis, bertolak
dari fakta-fakta untuk mencapai suatu kesimpulan (dalam buku Semi, M. Atar:2003). Paragraf argumentasi merupakan jenis
karangan ilmiah, tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau
pendapat tersebut adalah benar dan terbukti. Fakta-fakta dalam paragraf
argumentasi dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain:
1. bahan bacaan (buku, majalah, surat
kabar, atau internet);
2. wawancara atau angket;
3. penelitian atau pengamatan langsung
melalui observasi.
Agar lebih mudah, Anda dapat menulis paragraf argumentatif
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Daftarlah topik-topik pendapat yang
dapat dikembangkan;
2. Susunlah kerangka paragraf yang akan
dibuat.- Kembangkan kerangka tersebut menjadi paragraf;
3. Anda dapat menggunakan kata
penghubung antarkalimat (oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu, dan
lain-lain).
Ciri-ciri pargaraf atau karangan
argumentasi:
1. Menjelaskan pendapat agar pembaca
yakin mengenai topik yang dibahas;
2. Memerlukan fakta untuk pembuktian
berupa gambar/grafik, dan lain-lain;
3. Menggali sumber ide dari pengamatan,
pengalaman, dan penelitian;
4. Penjelasan dalam paragraf
argumentasi disampaikan secara logis;
5. Penutup berisi kesimpulan.
Karakteristik paragraf argumentasi:
1. Kalimat utama/pendahuluan berupa
pernyataan/gagasan penulis yang menarik perhatian pembaca ;
2. Diikuti kalimat-kalimat penjelas
yang berisi argumen-argumen untuk meyakinkan atau membuktikan kebenaran gagasan
awal penulis;
3. Ditutup dengan kesimpulan yang
menegaskan gagasan awal penulis.
Karangan
argumentasi dan eksposisi sering sulit dibedakan. Bentuk keduanya hampir sama.
Meskipun demikian, keduanya memiliki perbedaan. Perbedaan argumentasi dengan eksposisi antara lain:
Bagian Karangan
|
Argumentasi
|
Eksposisi
|
Pembuka
atau pendahuluan
|
Menarik perhatian pembaca pada
persoalan yang akan dikemukakan.
|
Memperkenalkan kepada pembaca
tentang topik yang akan dipaparkan dan tujuan paparan tersebut.
|
Tujuan
|
Meyakinkan pembaca.
|
Memberi informasi atau menjelaskan
kepada pembaca agar pembaca memperoleh gambaran yang jelas.
|
Penggunaan
data, contoh, gambar, dsb (Alasan)
|
Untuk membuktikan bahwa apa yang
dikemukakan penulis dalam tulisan itu benar.
|
Untuk lebih menjelaskan atau
memperjelas isi karangan.
|
Penutup
|
Menyimpulkan apa yang telah
diuraikan pada pembahasan sebelumnya.
|
Menegaskan lagi apa yang
telah diuraikan sebelumnya.
|
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Mengemukakan gagasan
secara tertulis, perlu menggunakan bentuk tertentu dalam sebuah karangan.
Bentuk-bentuk tersebut jika berdasarkan isi dan
sifatnya
adalah
: (1) narasi, (2) deskripsi, (3) eksposisi, (4) persuasif, (5) argumentasi.
Sebuah tulisan dibentuk oleh serangkaian alenia atau paragraf, maka penjenisan
tulisan berdasarkan hal tersebut dapat ditinjau dari komposisi alenianya. Paragraf
naratif adalah paragraf berbentuk cerita yang mengisahkan suatu peristiwa
(kejadian) dengan disusun secara sistematis dan menonjolkan pelaku dari waktu
kewaktu.
Secara garis besar paragraf naratif dibagi menjadi
empat, yakni narasi informatif, narasi ekspositorik, narasi artistik dan narasi
sugestif.
Deskripsi adalah tulisan
yang bertujuan memberikan perincian detail tentang objek sehingga dapat
memberikan pengaruh pada imajinasi pembaca dan pendengar, bagaikan mereka ikut
melihat, mendengar, merasakan, dan mengalami langsung objek.
Paragraf eksposisi
adalah tulisan yang bernada penjelasan disebut tulisan penyingkapan dan
tujuannya pengklasifikasian, pembatasan, penganalisisan, penjelasan, dan
penilaian.
Paragraf persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca
agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan ke- inginan penulisnya. Agar tujuannya
dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan
fakta. Seperti halnya karangan argumentasi, karangan persuasi termasuk jenis
tulisan yang dibuat untuk memengaruhi orang (hortatoris). Paragraf argumentasi adalah paragraf
yang berusaha membuktikan kebenaran dengan berfikir kritis dan logis, bertolak
dari fakta-fakta untuk mencapai suatu kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Finoza,
Lamuddin. 2004. Komposisi Bahasa
Indoneisa. Jakarta:Insan Mulia.
Husaini, Aiman.2007. Tobat Rokok. Depok:Pustaka IIMaN.
Syafie’ie,
Imam. 1988. Retorika dalam Menulis.
Jakarta:P2LPTK Depdikbud.
Tarigan, Henry
Guntur. 1986. Menyimak sebagai Suatu
Ketrampilan Berbahasa.
Bandung:Angkasa.
Semi,
M. Atar. 2003. Menulis Efektif.
Padang:Angkasa Raya.
Kurniawan, Anjari. 2012. http://googel22.blogspot.com/2012/12/paragraf-eksposisi.html
[21 April 2014 at 12.16].
Rohmanah, Chy. 2013. http://blogging.co.id/jenis-jenis-paragraf-dan-contohnya
[22 April 2014 at 21.00]
http://id.wikipedia.org/wiki/Narasi
(online)