SYARAT-SYARAT
WACANA
Oleh
: Minhatus Sa’aadah
Kridalaksana
(1993: 231) mengemukakan bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam
hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
Pembahasan berikutnya adalah
mengenai persyaratan terbentuknya wacana. Setelah mengetahui
pengertian-pengerti awacana dari para ahli, maka persayaratan wacana juga akan
diketahui. Misalnya saja dari Tarigan (2009: 19) yang menyebutkan wacana ialah
satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau
klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan yang
mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan dan tertulis. Dari
pengertian ini sudah diketahui bahwa wacana memiliki syarat dari ungkapan
“dengan koherensi dan kohesi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan
akhir yang nyata,” dapat ditemukan syarat, yakni koherensi dan kohesi.
Akan tetapi itu saja tidak cukup untuk memenuhi syarat dari
terbentuknya wacana. Oka dan Suparno (1994: 260-270) menyebutkan jika wacana
akan terbentuk bila memenuhi tiga syarat pokok, yakni topik, tuturan pengungkap
topik, serta kohesi dan koherensi. Sedangkan menurut Widowson (1978:22) wacana mempunyai dua
hal penting, yaitu proposisi (sejajar dengan topik) dan tindak tutur (tuturan
pengungkap topik).
Berikut ini
penjabaran beberapa hal yang menjadi prasyaratan wacana.
Ø Topik
Sebuah
wacana mengungkapkan satu bahasan atau gagasan. Gagasan tersebut akan diurai,
membentuk serangkaian penjelasan tetapi tetap merujuk pada satu topik. Sehingga
topik yang diangkat atau yang dimaksud memberikan suatu tujuan.
Ø Kohesi
dan Koherensi
Sebuah
wacana biasanya ditata secara serasi dan ada kepaduan antara unsur yang satu
dengan yang lain dalam wacana (kohesi), sehingga tercipta pengertian yang baik
(koherensi).
Ø Proporsional
Prosorsional
yang dimaksud ialah keseimbangan dalam makna yang ingin dijabarkan dalam
wacana, atau makna yang terdapat dalam wacana, ialah seimbang.
Ø Tuturan
Tuturan
yang dimaksud adalah pengungkapan suatu topik yang ada dalam wacana. Baik tutur
tulis atau tutur lisan. tuturan kaitannya menjelaskan suatu topik yang terdapat
dalam wacana dengan tetap adanya kohesi dan koherensi yang proporsional di
dalamnya.
Setelah diketahui
beberapa persyaratan wacana, berikut ini terdapat beberapa contoh wacana.
1. Wacana berbentuk tulisan
Wacana argumentasi
Wacana argumentasi
adalah wacana yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca agar bisa menerima
pendapat, ide, ataupun pernyataan yang dikemukakan oleh penulisnya.
Berikut sedikit contoh
kutipan wacana argumentasi
Menyetop bola
menggunakan dada dan kaki dapat ia
lakukan dengan sempurna. Tembakan kaki kanan serta kaki kirinya tepat dan
keras. Sundulan yang dihasilkan dari kepalanya sering memperdaya kiper lawan.
Bola seolah-olah menurut kehendak dirinya. Larinya sangat cepat bagaikan
kijang. Menjadikan lawan sukar mengambil bola diantara kakinya. Operan bolanya
akurat dan terarah. Amin benar-benar pemain bola profesional.
Tujuan yang ingin di
capai melalui argumentasi tersebut, antara lain :
•Melontarkan pandangan
/ pendirian
• Mendorong atau
mencegah
•Mengubah tingkah laku
pembaca
•Menarik simpati
Hal-hal yang memenuhi
persyaratan wacana:
a. Terdapat tujuan yang
mengarah ke topik
b. Kohesi dan koherensi
padu membetuk proporsional ketika dibaca
c. Terdapat
tuturan yang merujuk pada satu objek, yaitu “Amin benar-benar pemain bola
profesional”
2.Wacana berbentuk
lambang atau simbol
Simbol P
“Jika kita melewati
suatu jalan raya, entah itu tujuannya untuk ke sekolah, kantor, pasar, atau
tempat lainnya, tentu kita sering melihat adanya rambu-rambu lalu lintas di
kedua sisi jalan tersebut. Menurut Wikipedia, rambu lalu lintas adalah salah
satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu yang memuat lambang, huruf,
angka, kalimat dan/atau perpaduan di antaranya, yang digunakan untuk memberikan
peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai jalan. Agar rambu
dapat terlihat baik siang ataupun malam atau pada waktu hujan maka bahan harus
terbuat dari material yang reflektif (memantulkan cahaya).”
Persyaratan yang masuk
dalam wacana:
1.Simbol menunjukkan
topik
2.Kohesi dan koherensi
dalam penuturan sehingga membentuk penjelasan yang proporsional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar