TEKS,
KOTEKS, DAN KONTEKS
Oleh
: Minhatus Sa’aadah
A. Pengertian
teks, ko-teks,dan konteks
Kridalaksana
(2011:238) dalam Kamus Linguistiknya menyatakan bahwa teks adalah (1) satuan
bahasa terlengkap yang bersifat abstrak, (2) deretan kalimat, kata, dan
sebagainya yang membentuk ujaran, (3)
ujaran yang dihasilkan dalam interaksi manusia. Dilihat dari tiga
pengertian teks yang dikemukakan dalam Kamus Linguistik tersebut dapat
dikatakan bahwa teks adalah satuan bahasa yang bisa berupa bahasa tulis dan
bisa juga berupa bahasa lisan yang dahasilkan dari interaksi atau komunikasi
manusia. Kriteria teks: internal (kohesi dan koherensi), eksternal
(intertekstualitas, intersionlitas, informativitas, situasionalitas).
Kridalaksana (2011:134)
mengartikan konteks adalah (1) aspek-aspek lingkungan fisik atau sosial yang
kait mengait dengan ujaran tertentu, (2) pengetahuan yang sama-sama memiliki
pembicara dan pendengar sehingga pendengar paham apa yang dimaksud pembicara.
Keberadaan koteks dalam
suatu wacana menunjukkan bahwa struktur suatu teks memiliki hubungan dengan
teks lainnya. Hal itulah yang membuat suatu wacana menjadi utuh dan lengkap.
Ko-teks dapat menjadi alat bantu untuk menganalisis wacana. Dalam wacana yang
cukup panjang sering sebuah kalimat harus dicarikan informasi yang jelas pada
bagian kata yang lainnya. Perhatikan contoh berikut ini.
Markusen adalah calon
gubernur terkaya di negari ini. Tidak hanya itu, dia juga seorang pengusaha dan
mantan seorang dosen di salah satu PT ternama. Selain itu, beliau juga dikenal
sangat baik oleh masyarakatnya.
Kata dia, beliau dan
–nya yang terdapat pada kalimat kedua dan ketiga di atas mengacu kepada
Markusen pada kaliamt pertama. Tafsiran itu didasarkan pada kalimat yang
menyatakan bahwa Markusen adalah calon gubernur terkaya di negari ini. Jadi,
Markusen pada kalimat itu menjadi koteks bagi dia, beliau dan -nya.
Kedua kalimat di atas
memiliki keterkaitan. Kalimat “Selamat Jalan” merupakan ungkapan dari adanya
kalimat sebelumnya, yaitu “Selamat Datang”. Kalimat “Selamat Datang” dapat
dimaknai secara utuh ketika adanya kalimat sesudahnya, yaitu “Selamat Jalan”,
begitu juga sebaliknya. Keberadaan koteks dalam suatu wacana menunjukkan bahwa
struktur suatu teks memiliki hubungan dengan teks lainnya. Hal itulah yang
membuat suatu wacana menjadi utuh dan lengkap. Ko-teks dapat menjadi alat bantu
untuk menganalisis wacana. Dalam wacana yang cukup panjang sering sebuah
kalimat harus dicarikan informasi yang jelas pada bagian kata yang lainnya.
Kridalaksana (2011:134)
mengartikan konteks adalah (1) aspek-aspek lingkungan fisik atau sosial yang
kait mengait dengan ujaran tertentu, (2) pengetahuan yang sama-sama memiliki
pembicara dan pendengar sehingga pendengar paham apa yang dimaksud pembicara
Macam-macam konteks
yaitu
•konteks situasi,
ciri-cirinya: pembicara/penulis, pendengar/pembaca, topik pembicaraan, saluran,
kode, bentuk pesan, peristiwa, tempat dan waktu.
•konteks pengetahuan,
konteks ini dibagi menjadi 4: konteks lingustik, konteks epistemis, konteks
fisik, konteks sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar