Minggu, 23 November 2014

Prosa Sebagai genre sastra





Makalah
Mata Kuliah Sejarah Sastra
Prosa Sebagai Genre Sastra

Logo STKIP.jpg









Dosen Pembimbing : Nanda Risky, S.Pd

Disusun Oleh  :
                                           Minhatus Sa’aadah                       ( 136837 )
                                          



PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2013 - A
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2013




KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah membimbing kami  menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan dan petunjukNYA, penyusun tidak akan menyelesaikan makalah ini dengan penuh kelancaran.
Makalah ini kami susun agar pembaca dapat memahami tentang Prosa Sebagai Genre Sastra. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca.
Penyusun menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga kami masih mengharap kritik dan saran dari para pembaca.

Terimakasih.



Jombang,  Januari 2014
 Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang
Karya sastra merupakan hasil karya manusia dengan mendayagunakan imajinasi yang terdapat dalam diri pengarangnya. Keberadaan karya sastra dalam kehidupan manusia akan dapat mengisi “kedahagaan jiwa” karena membaca karya sastra bukan saja dapat memberikan hiburan, juga akan dapat memberikan “pencerahan jiwa” karena nilai-nilai yang dapat dipetik sesudah membaca dan merenunginya lebih lanjut. Dengan kata lain, karya sastra akan dapat memberikan hiburan dan manfaat. Dengan membaca karya sastra, kita akan sejenak dapat mengalihkan duka dan mengikuti jalan cerita, keindahan, dan keluwesan bahasa yang ditampilkan pengarang. Manfaat karya sastra diperoleh melalui nilai-nilai tersirat, dibalik jalinan cerita yang disampaikan oleh pengarang. Dengan membaca karya sastra, nilai-nilai tertentu akan meresap secara tidak langsung dibalik alur atau jalinan cerita yang secara apik ditampilkan.
        Sastra merupakan refleksi pengalaman kemanusiaan yang diolah dengan ramuan imajinasi dan keluwesan penyampaian melalui bahasa yang digunakan. Dalam kehidupannya manusia adalah para “aktor” yang melaksanakan perannya masing-masing. Hiruk pikuk kehidupan membuat sebagian manusia terkadang tidak sempat lagi melakukan perenungan. Dengan aktivitas yang demikian padat karena tuntutan kebutuhan yang semakin tinggi, dapat membuat manusia tidak sempat lagi memikirkan  hal-hal yang menjadi nilai dalam kehidupannya dan meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan dalam dirinya.  Leslie Strata dalam Wardani (1981:2) mengatakan bahwa sastra sebagai pengalaman kemanusiaan dapat disumbangkan untuk bahan perenungan.
Prosa adalah salah satu bentuk sastra, yang tidak terikat oleh ikatan baris dan bait seperti halnya puisi. Dalam prosa, pengarang lebih banyak memiliki keleluasaan pengungkapan. Oleh karena itu, prosa sering digolongkan sebagai karangan bebas.
Prosa sastra dapat dibagi atas prosa fiksi dan nonfiksi. Prosa fiksi terdiri atas dongeng, novel, dan cerpen. Pada zaman sekarang novel dan cerpen adalah bentuk prosa fiksi yang cukup populer. Dongeng sebagian masih diminati baik untuk meneruskan tradisi, maupun karena kandungan nilai di dalamnya. Novel dan cerpen mempunyai sejumlah karakteristik yang memberi corak masing-masing pada kedua bentuk prosa tersebut.

B.   Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari prosa?
2.      Bagaimana sejarah perkembangan prosa?
3.      Apa saja unsur-unsur dalam prosa?
4.      Apa saja jenis-jenis prosa sebagai genre sastra?

C.   Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian prosa.
2.      Untuk mengetahui sejarah perkembangan prosa.
3.      Untuk mengetahui unsur-unsur yang ada dalam prosa.
4.      Untuk mengetahui jenis-jenis prosa sebagai genre sastra.




















BAB II
PEMBAHASAN

A.          Pengertian Prosa
Kata prosa berasal dari bahasa Latin  "prosa"  yang artinya "terus terang". Prosa adalah hasil karya sastra yang bersifat paparan atau berbentuk cerita bebas, tidak terikat oleh banyaknya baris, rima, maupun irama. Agar tidak terjadi kekeliruan, pengertian prosa pada buku ini dibatasi pada prosa sebagai genre sastra. Dalam pengertian kesastraan, prosa sering diistilahkan dengan fiksi (fiction), teks naratif (narrative text) atau wacana naratif (narrative discourse).
Prosa yang sejajar dengan istilah fiksi (arti rekaan) dapat diartikan : karya naratif yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, tidak sungguh-sungguh terjadi di dunia nyata. Tokoh, peristiwa dan latar dalam fiksi bersifat imajiner. Hal ini berbeda dengan karya nonfiksi. Dalam nonfiksi tokoh, peristiwa, dan latar bersifat faktual atau dapat dibuktikan di dunia nyata (secara empiris).

B.          Sejarah Perkembangan Prosa
Nusantara adalah wilayah yang kekayaan karya prosanya sangat luar biasa. Karya-karya prosa itu terbentang mulai dari karya prosa lama hingga prosa modern. Dari khasanah prosa lama kita mengenal cerita-cerita rakyat seperti: mite, legenda, fabel, hikayat, dan lain-lain. Prosa lama yang wujudnya berupa cerita rakyat atau juga dikenal dengan istilah folklor seperti diuraikan di atas, pada awalnya merupakan sastra lisan. Keberadaan cerita rakyat ini sangat menyatu dengan kegiatan kehidupan masyarakat sehari-hari. Bentuk lainnya adalah dengan ditembangkan. Hal seperti itu terjadi ketika teknologi belum secanggih sekarang dan hanya dapat ditemukan pada masyarakat tradisional dulu. Penemuan-penemuan di bidang teknologi, termasuk penemuan mesin cetak, mengubah keadaan tersebut. Sastra pun bergeser ke sastra tulis. Dari sini mulailah muncul apa yang disebut sastra modern. Prosa modern Indonesia berbeda dengan prosa lama. Apa yang disebut dengan prosa modern, seperti cerita pendek, novel, roman, novelet, merupakan pengaruh dari tradisi sastra barat. Pengaruh itu hadir di Indonesia seiring dengan datangnya para penjajah barat ke Indonesia.
Masyarakat Indonesia mengadopsi bentuk prosa barat itu pertama-tama lewat penerjemahan, lalu penyaduran. Setelah itu, barulah menciptakan karya prosa sendiri. Karya prosa ciptaan sastrawan Indonesia sendirilah yang ditulis dalam bahasa Indonesia yang kemudian dianggap sebagai prosa Indonesia modern. Sebelumnya hadir pula karya-karya novel dalam bahasa Melayu-Cina. Prosa Indonesia modern dari mulai lahirnya hingga perkembangannya sekarang memiliki kekhasan-kekhasan, baik dalam bentuk maupun isinya. Kekhasan-kekhasan tersebut ternyata menandai ciri setiap kurun waktu (periode). Dari kesamaan ciri-ciri itu akhirnya dapat dirunut periodisasi karya-karya prosa Indonesia. Rachmat Djoko Prodopo (1995:18), berdasarkan ciri-ciri yang disebut di atas, merumuskan periodirisasi tersebut, yaitu sebagai berikut.

Ø  Periode Balai Pustaka (20-30-an)
Angkatan Balai Pustaka ini lahir tahun 1920, menguat tahun 1925-1935, dan lenyap (melemah) pada 1940. Jenis prosa periode ini terutama roman. Roman-roman masa ini kebanyakan mengangkat permasalahan-permasalahn adat, gap antara kaum tua dengan kaum muda, dan bersifat kedaerahan. Contoh-contoh roman periode ini antara lain Azab dan Sengsara karya Merari Siregar, Siti Nurbaya karya Marah Rusli, Kehilangan Mestika karya Selasih, Salah Asuhan karya Abdul Muis, dan lain-lain.

Ø  Periode Pujangga Baru
Angkatan ini muncul mulai tahun 1930, menguat tahun 1933-1940, dan melemah tahun 1945. Prosa yang ditulis pada periode ini masih didominasi roman, meskipun cerita pendek pun ada. Corak prosa masa ini beraliaran romantik. Masalah yang diangkat bersangkut paut dengan kehidupan masyarakat kota, masalah individu manusia, nasionalisme, dan bersifat didaktis. Karya-karya prosa periode ini antara lain: Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana, Belenggu karya Armijn Pane.

Ø  Periode 1945
Angkatan ini lahir tahun 1940, menguat tahun 1943-1953, dan melemah tahun 1955-an. Pada periode ini, karya prosa berbentuk cerita pendek (cerpen) mulai meluas. Keadaan perang mempengaruhi dan penderitaan hidup bangsa Indonesia yang menghimpit di zaman Jepang, mempengaruhi penciptaan prosa periode ini. Prosa periode ini cenderung realistis, sinis, dan ironis terhadap keadaan di atas. Masalah-masalah yang diangkat kebanyakan masalah-masalah kemasyarakatan, seperti kemiskinan, pelanggaran hak asasi manusia, ketidakadilan, dan lain-lain. Karya-karya periode ini antara lain: Dari Aue Maria ke Jalan Lain ke Roma (kumpulan cerpen) karya Idrus, Atheis (novel) karya Achdiat Karta Mihardja, Jalan Tak Ada Ujung (novel) karya Mochtar Lubis.

Ø  Periode angkatan 50
Angkatan ini mulai muncul (lahir) tahun 1950, menguat tahun 1955-1965, dan melemah tahun 1970. Pada masa ini Indonesia menganut sistem demokrasi parlementer liberal yang menyebabkan banyaknya partai di Indonesia. Situasi sosial, politik, ekonomi negara berpengaruh kepada sastra karena banyak sastrawan yang masuk dalam lembaga-lembaga kebudayaan tersebut. Akhirnya karya sastranya pun mengusung dan mensosialisasikan ideologi partai yang dimasukinya tersebut. Di samping itu, banyak juga sastrawan yang “merdeka” dan lebih menganut prinsip menulis untuk kemanusiaan, bukan untuk partai tertentu. Hal ini menyebabkan corak sastra, termasuk juga prosa, beragam. Secara estetik, karya prosa angkatan ini masih meneruskan konvensi Angkatan 45. Yang berbeda adalah masalah yang dikemukakannya.
Prosa masa ini banyak mengangkat masalah pertentangan politik, kehidupan masyarakat sehari-hari, juga kehidupan pedesaan. Selain itu, protes terhadap kebijakan pemerintah Orde Lama pun banyak mewarnai karya-karya angkatan ini. Karya-karya prosa priode ini antara lain Pulang (novel) karya Toha mochtar, Penakluk Ujung Dunia (novel) karya Bokor Hutasuhut, Di Tengah Padang (kumpulan cerpen) karya Bastari Asnin, dan lain-lain.

Ø  Periode angkatan 70
Angkatan ini sudah mulai muncul tahun 1960-an namun mulai menguat tahun 70-an, dan melemah sekitar tahun 1980-an. Masa transisi dari pemerintahan Orde Lama ke Orde Baru, dan arus kebudayaan Barat yang menghantam secara kuat, membuat situasi masyarakat tahun-tahun ini, terutama secara moral dan spiritual cukup bergejolak. Hal ini berpengaruh pula pada penciptaan karya sastra. Konvensi karya sastra yang ada selama ini dianggap tidak mampu lagi menyuarakan suara zaman 1970-an yang gemuruh. Oleh karena itu, pada masa ini banyak muncul 17 eksperimentasi dan inovasi termasuk, dalam bidang prosa. Prosa-prosa beraliran surealisme banyak muncul pada masa ini. Selain itu, pengaruh filsafat eksistensialisme yang semakin kuat menyebabkan banyak karya prosa yang bertema absurdisme. Muncul pula karya-karya prosa bertema sufistik.
Selain hal-hal di atas, ada kekhasan lain pula pada perkembangan prosa masa ini. Booming media massa cetak saat itu menyebabkan menjamurnya novel-novel dan cerpen-cerpen populer. Karya-karya prosa masa ini antara lain :Merahnya Merah (novel) dan Tegak Lurus dengan Langit (kumpulan cerpen) karya Iwan Simatupang, Adam Makrifat, dan Godlob ( kumpulan cerpen karya Danarto), Orang-Orang Bloomingtoon ( kumpulan cerpen) Olenka (novel) karya Budi Darma, Telegram, Stasiun (novel) karya Putu Wijaya, Kotbah di atas Bukit (novel) karya Kuntowijoyo. Setelah angkatan di atas, prosa Indonesia sebenarnya berkembang semakin pesat. Tahun 1990-an misalnya merebak apa yang disebut dengan genre cerpen koran, juga cerpen-cerpen Islami, lalu awal tahun 2000-an merebak novel-novel karya pengarang perempuan yang mengangkat tema-tema feminisme. Pemetaan lebih rinci tentang perioritas prosa masa itu perlu segera dilakukan.

C.          Unsur-unsur dalam Prosa

1.      Unsur Intrinsik Prosa
-          Alur    
-          Tema                 
-          Tokoh                           
-          Penokohan                 
-          latar/setting
-          sudut pandang
-          gaya bahasa
-          pembayangan
-          amanat
2.      Unsur Ekstrinsik Prosa
Unsur ekstrinsik prosa fiksi adalah segala faktor luar yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra seperti :
-          nilai sosiologi              -     nilai psikologi
-          nilai kesejarahan          -     nilai moral

Hal itu merupakan nilai subjektif pengarang yang bisa berupa kondisi sosial, motivasi, tendensi yang mendorong dan mempengaruhi kepengarangan seseorang.

D.          Jenis – Jenis Prosa

a.      Ditinjau dari segi waktunya
1.      Prosa lama ( tradisional )
Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Adapun bentuk-bentuk prosa lama antara lain :
·      Hikayat
Hikayat adalah cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh : Hikayat Hang Tuah, Kabayan, si Pitung, Hikayat si Miskin,
·      Sejarah
Sejarah (tambo) adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh : Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612.
·      Kisah
Kisah adalah cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh : Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah.
·      Dongeng
Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut : (1) fabel (2) mite (3) legenda (4) sage (5) parabel (6) dongeng jenaka.

2.      Prosa baru ( modern )
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa baru adalah sebagai berikut:
·           Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan).
·           Novel
Novel berasal dari Italia. yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. Jika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
·           Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan tetapi hal itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
·           Riwayat
Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara.
·           Kritik
Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
·           Resensi
Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
·           Esai
Esai adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.

b.      Ditinjau dari segi isinya
1.      Naratif
Prosa narasi adalah karangan yang isinya menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah – olah mengalami kejadian yang diceritakan itu.
2.      Deskriptif
Prosa deskripsi adalah karangan yang isinya menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seolah – olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu
3.      Eksposisi
Prosa eksposisi adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan sejelas – jelasnya.
4.      Argumentasi
Prosa argumentasi adalah karangan yang berisi ide atau gagasan yang dilengkapi data – data kesaksian bertujuan mempengaruhi pembaca untuk menyatakan persetujuannya.

c.       Ditinjau dari segi jenisnya ( genre )
1.      Prosa Fiksi
Prosa Fiksi ialah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi  cerita tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestif/imajinatif.
Jenis-jenis prosa fiksi :
a.         Cerpen
Cerita berbentuk prosa yang relatif pendek
Terdiri dari 500 – 1.500 kata
b.        Novelet
Cerita berbentuk prosa yang panjangnya antara novel dan cerita pendek.
Dalam praktek ukuran tebal novelet sekitar 60 sampai 100 halaman.
c.         Novel
Cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas
Ukuran yang luas dapat berarti cerita dengan plot (alur) dan tema yang kompleks, karakter yang banyak,  suasana cerita dan setting yang beragam.

2.      Prosa Non-Fiksi
Prosa non-fiksi adalah karangan yang berisi hal-hal yang bersifat faktual (kenyataan) atau berdasarkan pengamatan si pengarang . Jenis karangan ini diungkapkan secara sistematis, kronologis atau kilas balik dengan menggunakan bahasa semiformal. Yang termasuk jenis karangan ini antara lain :
a.       Artikel
Artikel adalah karangan yang berisi uraian atau pemaparan yang memiliki ciri-ciri
·        Berdasarkan fakta
·        Bersifat faktual
·        Berisi kisah perjalanan, profil tokoh, pengalaman, satir dan humor 
b.      Tajuk Rencana
Tajuk Rencana atau editorial adalah karangan yang bersifat argumentatif yang ditulis oleh redaktur media massa mengenai hal-hal yang faktual dan aktual.
c.       Opini
Opini adalah tulisan yang berisi pendapat, pikiran atau pendiriantentang suatu hal. Opini diungkapkan dengan berbagai alasan yang dapat menguatkan pendapat tersebut.
d.      Feature
Feature adalah sejenis artikel eksposisi yang memberikan tekanan aspek tertentu yang dianggap menarik atau perlu ditonjolkan dari suatu objek atau peristiwa yang memiliki daya tarik secara emosional. Isi feature berisi kejadian yang sudah berlalu.
e.       Biografi
Biografi adalah riwayat hidup seorang tokoh yang ditulis oleh orang lain. Tulisan ini dibuat untuk memberikan informasi bagi pembaca tentang latar belakang kehidupan seorang tokoh dari kecil hingga dewasa.
f.       Otobiografi
adalah riwayat hidup seorang tokoh yang ditulis oleh si penulis sendiri. Tulisan ini dibuat agar orang lain dapat mengetahui segala hal tentang kehidupannya dari kecil sampai dewasa.
g.      Tips
adalah karangan yang berisi uraian tentang tata cara atau langkah operasional dalam melakukan atau membuat sesuatu. Disajikan dengan cara ringan, sederhana, dan bahasa yang populer
h.      Reportase
adalah karangan yang berupa hasil laporan dari liputan suatu peristiwa yang sedang terjadi atau belum lama terjadi untuk keperluan berita di media massa.
i.        Jurnalisme
adalah berita yang dituliskan ke dalam bentuk novel atau cerita pendek. Unsur pembangun sebuah cerita seperti alur, tokoh, latar, konflik, dipenuhi meskipun isinya merupakan fakta.
j.        Pidato
adalah aktivitas mengukapkan ide, pikiran , dan gagasan secara lisan dalam bentuk rangkaian kata-kata kepada orang banyak dengan tujuan tertentu.









BAB III
PENUTUP

A.          Simpulan
Prosa adalah hasil karya sastra yang bersifat paparan atau berbentuk cerita bebas, tidak terikat oleh banyaknya baris, rima, maupun irama. Agar tidak terjadi kekeliruan, pengertian prosa pada buku ini dibatasi pada prosa sebagai genre sastra. Dalam pengertian kesastraan, prosa sering diistilahkan dengan fiksi (fiction), teks naratif (narrative text) atau wacana naratif (narrative discourse).
Prosa yang sejajar dengan istilah fiksi (arti rekaan) dapat diartikan : karya naratif yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, tidak sungguh-sungguh terjadi di dunia nyata. Karya prosa ciptaan sastrawan Indonesia sendirilah yang ditulis dalam bahasa Indonesia yang kemudian dianggap sebagai prosa Indonesia modern. Sebelumnya hadir pula karya-karya novel dalam bahasa Melayu-Cina. Prosa Indonesia modern dari mulai lahirnya hingga perkembangannya sekarang memiliki kekhasan-kekhasan, baik dalam bentuk maupun isinya. Kekhasan-kekhasan tersebut ternyata menandai ciri setiap kurun waktu (periode).
Jika di tinjau dari waktunya, ada prosa lama dan prosa baru. Jika ditinjau dari isinya, ada naratif, deskriptif, eksposisi, argumentasi. Namu jika ditinjau dari genrenya, ada prosa fiksi dan nonfiksi. Prosa sebagai genre sastra lebih cenderung ke prosa nonfiksi

B.          Saran
Sebagai Peserta didik, apalagi dalam jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, kita seharusnya lebih mengenal berbagai macam genre sastra, termasuk prosa.




DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Arifin, Syamsir. 1991. Kamus Sastra Indonesia. Padang: Angkasa Raya

Jana, Bakhti, dan Zainal Abidin. 1972. Bahasa Nasional Indonesia.
        Palembang: Pustaka Ganesha.


Kosasih, E. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Nobel Edumedia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
         University Press